Sumba Timur, IDEMA News- Kini UPT Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak Propinsi NTT yang terletak di Kabaru Desa Kabaru, Kecamatan Rindi Sumba Timur resmi dikelola PT Asiabeef Biofarm Indonesia. Perjanjian kerja sama pemanfaatan lahan dan bangunan gedung instalasi peternakan milik Pemprov NTT dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2023. Kerja sama ini dtandatangani antara Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat dengan Direktur PT Asiabeef Biofarm Indonesia, James Jerry Huang.
Dikutip dari berbagai sumber, Times Indonesia, bahwa dalam perjanjian kerja sama itu dicantumkan perjanjian kerja sama bahwa pihak Asiabeef memanfaatkan aset milik Propinsi NTT tersebut selama 30 tahun. Dengan demikian pemanfaatan tersebut dimulai pada 10 Maret 2023 sampai 10 Maret 2053. Hal tersebut diungkapkan kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Propinsi NTT, Alexon Lumba (Sabtu,11/3/2023).

Perlu diketahui bahwa luas lahan UPT Kabaru tersebut kurang lebih 520 hektar. Lahan yang didominasi padang datar luas dan berkontur tanah hitam memiliki 8 sumber mata air tanah yang kemudian membentuk anak sungai kecil. Sebelum diserahkan pengelolaannya pada PT Asiabeef, tanah tersebut merupakan tanah ulayat yang diserahkan kepada pemerintah; dalam hal ini Direktorat Jenderal Pertanian Ri pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2000 ketika otonomi daerah dilaksanakan, saat itu UPT Kabaru diberikan pilihan seperti UPT lainnya apakah masih berada di bawah dirjen pertanian atau Propinsi NTT. Lalu pilihan jatuh bergabung dengan Propinsi NTT. Sehingga sampai saat ini, di bawah Dinas Peternakan Propinsi NTT terdapat 8 UPT yang tersebar di seluruh NTT yakni (1) UPT Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak Kabaru seluas 520 hektar, (2) UPT Konda Maloba Sumba Tengah seluas 520 hektar, (3) UPT Loura Desa Lete Konda Selatan SBD seluas 5 hektar, (4) UPT Boa Wae Nagekeo seluasa 45 hektar, (5) UPT Sum Lili di kabupaten Kupang seluas 20 hektar, (6) UPT Tarus Kabupaten Kupang yang khusus untuk ternak babi, (7) UPT Lili di kabupaten Kupang seluas 41 hektar,dan (8) UPT Besi Pae di Soe Kabupaten TTS seluas 1000 hektar.
Sebelum Rens Kabaru diserahkan kepada pihak investor PT Asiabeef, pengelolaannya langsung oleh UPT di bawah naungan Dinas Peternakan Propinsi NTT. Dari informasi yang dihimpun IDEMA News (Minggu, 30/8/2025). Saat itu terdapat kurang lebih 112 ekor sapi dalam rens tersebut yang diurus oleh 5 orang pegawai bersama seorang kepala UPT. Pengembangan pembibitan dan produksi pakan tidak maksimal karena sarana prasana yang terbatas. Setiap kali diajukan anggaran untuk mendukung target, dinas selalu beralasan tak ada dana. Tetapi sejauh itu, setiap tahun UPT Kabaru Sumba Timur selalu bisa memenuhi target dengan menyetor uang sebesar 100 juta sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Peternakan Propinsi NTT. Jika informasi ini valid, sangatlah kontras karena perjanjian kerja sama Propinsi NTT dengan PT. Asiabeef, yakni sewa pemanfaatan lahan dan bangunan hanya berkisar Rp. 100 juta per tahun. Sementara kontrak itu berlaku selama 30 tahun. Jika dikonversi nilai sewa tersebut dengan luas jumlah lahan yakni 520 hektar, PT Asiabeef hanya membayar Rp. 192.307 untuk setiap hektarnya. Ini adalah harga yang sangat naïf untuk sebuah kerja sama dengan modal besar.
Lahan seluas 520 hektar bisa menampung minimal 15.000 ternak sapi. Hal ini diandaikan jika satu hektar ditempati 28-30 ekor ternak. “Jika dikelola secara modern, Rens Kabaru Kabupaten Sumba Timur menjadi pintu masuk swasembada daging. Kebutuhan nasional bisa tertutupi. Impor dari Australia dan Brasil bisa ditekan. Diharapkan ternak dipelihara dan proses sembeli dilakukan di Kabaru. Dengan demikian, memberi lapangan pekerjaan baru. Harapan tersebut bukan isapan jempol belaka karena Rens Kabaru juga berdekatan dengan area Perkebunan Tebu. Tebu sangat cocok menjadi makanan ternak, “ tambah salah satu tokoh di Sumba Timur yang ditemui IDEMA. Topografi dengan adanya Bendungan Karinga di Desa Palanggai juga bisa ke depannya menjadi destinasi ekowisata yang popular.
Dalam rilis Umbu Lili, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. drh. Agung Suganda menegaskan optimalisasi lahan harus menjadi prioritas sebelum impor ternak dilakukan. “Pemerintah pusat siap memberikan dukungan penuh agar program ini berjalan lancar dan berdampak positif bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan target Presiden Prabowo Subiyanto untuk swasembada daging,” jelasnya.
Terlepas dari etiket baik pemerintah dan segenap masyarakat, tokoh-tokoh Kabaru tetap menekankan perlunya diperhatikan kearifan local dan sebesar-besarnya kehadiran PT Asiabeef juga tertuju untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, masyarakat sekitar belajar beternak secara modern. Menghindari pola-pola pendekatan yang sewenang-wenang dan komunikasi yang buruk seperti pada awal yang menyebabkan Umbu Maramba Hawu meradang dan menimbulkan konflik secara terbuka dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kala (27/11/2021). Keberadaan Viktor Bungtilu Laiskodat di Senayan sebagai DPR RI Dapil NTT 2 semakin memuluskan tujuan mulia kerja sama pemerintah NTT dengan PT.Asiabeef dalam pengelolaan lahan UPT Kabaru. Menjadi sumber PAD Propinsi NTT dan pemasok daging nasional.*EE/IDEMA