Sosok  

Ketua DPRD Sumba Barat, Charles Pekadede Tenabolo: Program Sumba Barat Berseri Patut Diapresiasi

Foto: Pemred IDEMA News bersama Charles P. Tenabolo_Ketua DPRD Sumba Barat/Idemanews/Yos

Sumba Barat, IDEMA News_“Masyarakat Sumba Barat patut berbangga karena program Sumba Barat berseri dapat terwujud dalam seratus hari kerja Bupati Sumba Barat,  Yohanes Dade, SH dan Wakil Bupati Sumba Barat,Thimotius Tede Ragga, S.Sos. Kota bersih, sudut-sudut kota bercahaya dan denyut perekonomian menggeliat. Padahal sebelumnya, Waikabubak dikategorikan sebagai kota terkotor. Air bersih terlayani dengan baik. Infrastuktur jalan dibangun di semua kecamatan. Bahkan di pelosok Gaura listrik sudah masuk. Tentu ini merupakan kinerja yang tidak bisa dipandang sebelah mata,” ungkap Charles Pekadede Tenabolo, S.Ap ketika ditemui di ruang kerjanya (Senin,8/9/2025)

Program bisa dilihat dan dirasakan masyarakat luas. Pusat kota Waikabubak ditata sedemikian rupa sehingga menunjukan geliat untuk maju. Kalau kita keliling kota pada malam hari, tak ada lagi yang gelap seperti dulu. Dengan penerangan yang bagus, mendorong usaha kuliner, hiburan, pusat belanja semakin baik. Masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan santai dan bisa menjadi sarana hiburan dan relaksasi. Orang bisa menikmati keindahan kota. Penerangan yang baik jua menciptakan kondisi yang aman dan nyaman, tambahnya.

Sebagai catatan luar biasa adalah bahwa kondisi Sumba Barat dalam kepemimpinan bupati dan wakil bupati mendapat sambutan warga. Masyarakat mampu merajut persaudaraan, kebersamaan dan turut serta mensukseskan visi misi yakni terwujudnya kehidupan rakyat Sumba Barat yang maju, berdaya saing dan berkeadilan. Ini wujud kepercayaan masyarakat kepada pimpinan daerah dan kecintaan pada daerah Sumba Barat. Kolaborasi yang sudah terbangun baik ini, kita jadikan sebagai modal dan motivasi, sebuah momentum untuk bekerja bahu membahu secara optimal. “Kita tahu bersama kondisi saat ini secara nasional dengan tantangan besar. Tetapi justru di sinilah dedikasi, kerja tulus tanpa lelah diuji. Bahwa jabatan yang dimiliki bukan untuk memperkaya diri atau membangun hegemoni tetapi dengan jabatan kita hadir sebagai abdi Negara, abdi rakyat yang siap melayani dan berbakti”.

Pembenahan kota terus diupayakan misalnya penataan pedagang kaki lima yang berada di depan RS Lende Moripa. Mereka sudah dihimbau untuk tidak berjualan di area tersebut bahkan bupati sendiri turun pendekatan secara persuasive. Termasuk pedagang yang masih berjualan di pasar lama. Sudah dihimbau untuk menempati pasar baru yang sudah disediakan pemerintah. Hal ini tentu untuk penataan kota dan pemaksimalan fungsi sehingga tidak terkesan membuang-buang anggaran. Meskipun keengganan pindah karena berbagai alasan terutama mereka merasa pemasukan lebih tinggi jika di pasar lama dibandingkan berjualan di pasar baru. “Tetapi sebagai DPRD kami tetap mendorong agar pemerintah pendekatan secara persuasive, melakukan penertiban pedagang untuk menuntaskan program Sumba Barat berseri.  Kita perlu segera membangun paradigma baru. Kota Waikabubak yang bersih. Pasar yang memadai, lokasi luas dan strategis sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan terkesan kumuh jika masih berada di pasar lama. Karena sempit dan tidak tertata akan menimbulkan bau tidak sedap dan tumpukan sampah dimana-mana karena keterbatasan ruang,” lanjutnya.

Sedangkan upaya pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan pariwisata sangat terasa. Bahkan Sumba Barat saat ini mencapai swasembada beras. Beras sekarang surplus. Tentu ini tidak terlepas dari program pemberdayaan, peningkatan jumlah benih yang dibagikan kepada petani, subsidi pupuk, pemberian alat-alat pertanian, dibangunnya beberapa embung kecil sebagai daerah tangkapan air. Untuk menunjang keberhasilan pariwisata, infrastruktur dibenahi, tempat wisata alam dan kampong situs mendapat sentuhan dan perhatian khusus. “Contoh Kampung Situs Kanakata jalan masuk sampai kampung diaspal lapen. Listrik masuk kampung, sejumlah bantuan untuk mama-mama yang tenun berupa benang diberikan. Air bersih berupa air sumur bor juga ada dengan baknya. Hanya saat ini rusak karena tersambar petir. Alat yang rusak sudah sedang dipesan untuk segera diiganti. Alat pertanian berupa handtraktor empat buah. Bantuan berupa ternak ayam potong untuk mendukung ekonomi keluarga yang berada di kampung situs. Penjaga situs diberikan perhatian berupa honorarium. Mungkin yang belum dilakukan adalah pemerintah memberikan beasiswa bagi anak Sumba Barat terutama yang berasal dari kampung situs untuk kuliah di bidang pariwisata. Sehingga setelah pulang ke kampung, bisa mengembangkan minset warga dan potensi kampung untuk kemajuan wisata. Hal ini akan kami usulkan kepada pemerintah,” jelas Charles yang juga Ketua PAC Kota Partai Hanura.

Terkait tugas sebagai ketua DPRD Sumba Barat, pria murah senyum dengan tangkas mengatakan, “Ini merupakan berkat. Karena itu, dalam menjalankan tugas harus bersandar pada Tuhan dan senantiasa mengingat bahwa keputusan yang diambil sebagai wakil rakyat, sepenuh-penuhnya harus untuk rakyat. Saya tidak punya pengalaman banyak bagaimana menjadi pemimpin tetapi dengan modal semangat, transparan (terbuka) sesuai prinsip kolegial kolektif, semua hal bisa diputuskan dengan baik. Sejak saya memimpin, saya tegaskan tidak ada istilah main setengah pintu. Artinya ketika deadlock dalam persidangan, biasanya ditempu dengan ketua fraksi, Ketua, Wakil Ketua bersama bupati rapat tertutup dan mengambil keputusan. Jadi apapun, harus diputuskan secara terbuka dengan mekanisme persidangan yang tersedia. Hal ini penting karena semua DPRD adalah wakil rakyat yang mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama,” pungkas pria yang telah dikaruniai 4 orang anak.*Yos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *