SUMBA BARAT SURPLUS DAN SWASEMBADA BERAS TAHUN 2025

Foto: Yohanes Dade, SH _Bupati Sumba Barat/Wikipedia/Admin

Waikabubak SB,IDEMA News_Bupati Sumba Barat, Yohanes Dade, SH (Senin,8/9/2025) menanggapi aspirasi DPC GMNI Sumba Barat dengan rendah hati dan mengayomi. “Terkait program Sumba Barat Berseri kita akan tuntaskan. Adik-adik mahasiswa bisa keliling kota pada malam hari. Suasana jauh berbeda dengan sebelumnya yang gelap gulita. Jaringan listrik kita upayakan sampai wilayah terpencil dan pelosok. Penyediaan air bersih dalam kota dan kampong dengan sumur bor digalakan. Untuk tunjang dunia pariwisata dan akses masyarakat, sejumlah ruas jalan dibangun dan diperbaiki. Tidak ada pilih kasih tetapi semua wilayah kecamatan desa dijangkau meskipun disesuaikan dengan kemampuan daerah dan adanya efisiensi. Hal yang perlu diketahui bahwa saat ini Sumba Barat surplus sehingga swasembada beras. Saya dapat laporan, saat ini sudah tidak bisa menampung beras. Ini kinerja yang baik dan mindset masyarakat sudah berubah dan maju dalam memanfaatkan lahan pertanian” jelasnya.

Berkenaan dengan capaian swasembada beras, pemerintah (bupati dan wakil bupati Sumba Barat-Red) tidak lalu berpuas diri. Kita berkolaborasi meningkatkan kinerja dengan pelayanan kepada masyarakat Sumba Barat. “Satu dua hari ini saya akan memanggil seluruh pimpinan SKPD dalam rangka membahas penyiapan lahan menyongsong musim tanam. Apalagi hari ini hujan lebat di Sumba Barat dan mungkin sebagian SBD dan Sumba Tengah. Saya ingin memastikan semua hal terkait penyiapan lahan, bibit, alat pertanian dan pendampingan kepada kelompok atau masyarakat dapat berjalan optimal. Dengan demikian visi misi dan program kami dapat tercapai”.

Lanjutnya, ditengah diberlakukan efisiensi anggaran, ketahanan pangan menjadi modal utama wilayah Sumba Barat untuk survive. Dalam kondisi cukup makan, kita bisa melakukan percepatan dan pembenahan dibidang pembangunan lain yang sangat penting. Termasuk penataan kota, saya turun sendiri untuk melakukan pendekatan dan penertiban. Saya bersyukur masyarakat bersedia dan dengan suka rela memindahkan barang dagangannya sendiri seperti di depan RS Lende Moripa. Sedangkan yang berada di pasar lama, kita tegas tetapi pendekatan persuasive. Memang pada awalnya banyak anggota Satpol PP yang juga menjadi korban pelemparan batu dan tindakan lain ketika menertibkan pedagang nakal yang melawan. Bahkan dulu banyak yang harus dilarikan ke rumah sakit. Tetapi saat ini relative proses pemindahan dari pasar lama ke pasar baru berjalan baik.Butuh waktu sedikit sehingga pasar baru dapat beroperasi penuh. Kita gunakan pendekatan dari hati ke hati. Keengganan untuk pindah hal biasa karena orang atau pedagang selalu dihinggapi kekuatiran barang dagangan tidak laku atau disini lebih strategis

Terkait pelayanan kesehatan, itu masukan berharga dan saya maklumi. Kita upayakan peningkatan pelayanan dan kesiapan tenaga medis. Karena dokter sekarang jumlahnya terbatas sehingga diambil langkah memberikan beasiswa untuk sekolah dokter. Ada kerja sama dengan PETRA salah satu universitas terbaik. “Sebagai bupati kita melakukan berbagai upaya untuk mensinergikan semua komponen. Mempertimbangkan aspek administrasi pelayanan BPJS dan tentu dengan tidak membiarkan aspek pelayanan dan kemanusiaan. Saya menekankan agar pasien ditolong dulu. Dilakukan penanganan terlebih dahulu baru kemudian terkait administrasi termasuk BPJS. Saya menyampaikan jika ada masalah, silahkan mengadu ke saya jika ada masalah. Seperti pasien melarikan diri, tidak mau bayar. Saya secara pribadi siap membayar klaim tersebut. Sampai sejauh ini, ternyata baik-baik saja. Masyarakat manakala diberikan penjelasan yang baik, dapat memahami dan taat aturan,” tambahnya lagi.

Tentang keberadaan RS Umum Waikabubak. RS tersebut merupakan rumah sakit rujukan sehingga secara praktis, pasien yang dirujuk bukan saja dari Sumba Barat tetapi dari kabupaten lain seperti Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah. Sementara alokasi anggaran dari Sumba Barat. Agak dilematis tetapi kita berpikir ke depan dan kebaikan kita semua. Kita tidak bisa egois dan dengan ini kita ingin berkolaborasi dengan kabupaten lain Sumba Tengah dan Sumba Barat juga pada bidang-bidang lain. Karena kita saling berkoneksi dan membutuhkan.

Dengan swadaya beberapa ruas jalan yang berlubang atau rusak, bisa diatasi meskipun tidak ada anggaran. Kita ingin wilayah maju dan infrastruktur baik dan hampir semua pimpinan SKPD turun dan turut berswadaya dengan menggandeng sejumlah tokoh swasta. Kolaborasi dukungan masyarakat luas Sumba Barat ini tentu menjadi momentum meningkatkan kinerja dan melakukan transparansi anggaran dan program.

Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Sumba Barat terus diupayakan meningkat dan bersyukur tahun ini mengalami kenaikan menjadi 82milyar lebih. Karena itulah, dibidang pariwisata pemerintah sangat intens dengan memastikan infrastruktur baik, listrik baik, kondisi social masyarakat aman dan nyaman. Jalan menuju kampong situs dan destinasi wisata alam terus kita bangun dan perbaiki. “Soal destinasi Golupoto pemerintah tidak menelantarkan tetapi dalam waktu dekat akan ditata dan dikelola dengan baik sehingga menjadi salah satu destinasi andalan dan ikon,” tegas Yohanes.

Terkait pelayanan beasiswa, sama sekali tidak ada perlakukan diskriminatif atau salah sasaran. “saya berasal dari anak orang miskin. Saya tahu persis bagaimana rasanya mengalami itu dan susah bersekolah. Jadi tidak ada program beasiswa hanya didasarkan karena anak Isi A atau si B yang merupakan tim, ada hubungan dengan keluarga pejabat atau birokrasi. Kita kelola dengan hasil verifikasi yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Kita harus bekerja iklas dan tulus dalam pelayanan,” tambahnya.*Yos

Exit mobile version